Kenapa Indonesia Sering Di Landa Gempa Bumi ?

gempa bumi cianjur
Bagikan Artikel Ini

rekanindonesia.org. Indonesia merupakan salah satu negara yang kerap mengalami gempa bumi. BMKG mencatat, sepanjang Sabtu hingga Minggu ini telah terjadi 108 kali gempa bumi di kawasan Malang dan Lumajang, teman-teman.

Gempa bumi itu merupakan susulan dari adanya gempa bumi magnitudo 5,2 yang mengguncang Lumajang pada Sabtu (09/07) dini hari. Sementara itu, dikutip dari laman BMKG, terhitung sejak awal Januari 2022 ini, tercatat lebih dari 20 gempa dengan magnitudo di atas 5.

Setidaknya 162 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka akibat gempa bumi berkekuatan 5,6 di Cianjur, pada Senin (21/11/2022), tercatat 88 getaran atau gempa susulan.

Lantas, apa penyebab sering terjadi gempa di Indonesia? Simak penjelasan ilmiah berikut, yuk!

Para ahli mengatakan, apabila dilihat secara geologi, baik dari lempengan dan patahan yang ada, gempa memang sudah pasti akan terjadi di Indonesia.

Wilayah Indonesia itu sangat berpotensi terjadi gempa bumi karena posisinya yang berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia dan Pasifik.

Dari tumbukan ini terimplikasi adanya sekitar enam tumbukan lempeng aktif yang berpotensi memicu terjadinya gempa kuat. Wilayah Indonesia juga sangat kaya dengan sebaran patahan aktif atau sesar aktif. Ada lebih dari 200 yang sudah terpetakan dengan baik dan masih banyak yang belum terpetakan sehingga tidak heran jika wilayah Indonesia itu dalam sehari itu lebih dari 10 gempa yang terjadi.

Mulai dari Lampung, sesar aktif di Jawa, Lembang, Jogjakarta, di utara Bali, Lombok, NTB, NTT, Sumbawa, di Sulawesi, Sorong, Memberamo, dan disamping di Kalimantan.

Posisi Indonesia dikenal berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) yaitu daerah ‘tapal kuda’ sepanjang 40.000 km yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini.

Mungkin kalau kita melihat peta gempa dunia, itu kelihatan bahwa Indonesia itu sangat merah dibandingkan dengan yang lain. Termasuk Jepang, misalnya merah juga, dan Filipina merah juga. Selain itu California juga merah karena disitu ada zona San Andreas Fault yang besar dan bergerak sangat cepat.

Lempeng tektonik

Lempeng bumi juga dikenal dengan sebutan lempeng tektonik. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan daratan tinggi.

Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas, dan ini merupakan lapisan paling luar bumi. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain.

Lapisan paling luar bumi ini sifatnya getas atau rigid dan terpecah-pecah menjadi bagian terpisah yang bergerak dengan arah dan kecepatan yang bervariasi. Sehingga, area di mana lempeng-lempeng bumi ini berinteraksi, tekanannya sangat kuat, akibatnya batuan di sekitarnya mengalami deformasi, yang ditandai dengan kejadian gempa. BMKG juga menyampaikan bahwa jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser.

Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia, namun terukur sebesar 0-15 cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus. Sampai pada suatu saat, batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut, sehingga terjadi pelepasan mendadak, yang kita kenal sebagai gempa bumi.

Jalur lempeng tektonik Berdasarkan penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi, karena dilalui oleh jalur pertemuan tektonik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara dan menyusup ke dalam lempeng Eurasia, sementara lempeng pasifik bergerak relatif ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut, sehingga terjadi gempa bumi besar dengan kedalaman dangkal, maka akan berpotensi menimbulkan tsunami, sehingga Indonesia juga rawan tsunami.

Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempa bumi dengan tsunami, maka selang waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Untuk itu, BMKG membangun sistem peringatan dini tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System/ Ina-TEWS) sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami.

Be the first to comment on "Kenapa Indonesia Sering Di Landa Gempa Bumi ?"

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*