Gawat, Krisis Kesehatan Disebabkan Karena Krisis Iklim

dirjen Who, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyoroti perubahan iklim
Bagikan Artikel Ini

rekanindonesia.org. Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyoroti perubahan iklim. Karena hal tersebut bisa memicu timbulnya masalah kesehatan baru. Pasalnya, resiko pantogen baru muncul semakin meningkat.

Setiap tahun sebanyak 13 juta korban jiwa jatuh di seluruh dunia akibat berbagai jenis masalah lingkungan, termasuk krisis iklim. Karenanya pada peringatan Hari Kesehatan Dunia 7 April 2022, World Health Organization (WHO), Organisasi Kesehatan Dunia, mengajak para pemimpin negara dan seluruh lapisan masyarakat untuk fokus menjaga manusia dan Planet Bumi agar tetap sehat serta mendorong gerakan masyarakat menuju kesejahteraan.

“Diseluruh dunia perubahan iklim memicu wabah kolera dan demam berdarah dan meningkatkan risiko patogen baru yang muncul dengan potensi epidemi dan pandemi” ujar Tedros.

Dua imbas utama terhadap kesehatan manusia adalah suhu rata-rata yang lebih tinggi dan pola curah hujan yang berubah. Kedua faktor tersebut berdampak pada makanan yang di konsumsi manusia, air yang diminum, udara yang dihirup, dan cuaca yang dialami.

Selain wabah kolera dan demam berdarah, Tedros juga menyebutkan bahwa perubahan iklim memperburuk penyakit dan kekurangan gizi yang memiliki efek yang rumit. Dimana orang yang sakit lebih mungkin mengalami kekurangan gizi, dan orang yang kekurangan gizi lebih memungkinkan lagi untuk jatuh sakit bahkan meninggal dunia.

“Krisis iklim adalah krisis kesehatan” tegas Tedros.

Tedros meminta kepada seluruh pemimpin dunia untuk bisa bersama-sama mengatasi krisis iklim agar dunia bisa keluar dari krisis kesehatan yang berdampak buruk pada situasi dunia. Solusinya adalah mitigasi dan adaptasi, dengan mitigasi sebagai upaya memperlambat proses perubahan iklim melalui pengurangan level gas-gas rumah kaca. Mitigasi harus dibarengi dengan adaptasi, yaitu cara melindungi manusia dan ruang dengan mengurangi kerentanan terhadap dampak iklim dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim global.

Era Anies Baswedan Berkuasa, Pelayanan Kesehatan di DKI Makin Optimal
Begini Antisipasi Ketika Anak Gagal Ginjal Akut

Dengan memiliki kebijakan, infrastruktur, dan teknologi yang tepat untuk memungkinkan perubahan gaya hidup dan perilaku ke arah yang lebih ramah Bumi, pengurangan emisi gas rumah kaca pada tahun 2050 dapat mencapai 40-70% .

Esensinya, tanpa tindakan mitigasi yang urgen, efektif, dan adil, perubahan iklim akan semakin mengancam kesehatan dan mata pencaharian penduduk dunia, maupun kesehatan Planet Bumi.

pengurangan emisi dapat dicapai melalui konsumsi energi yang lebih rendah, seperti menciptakan kota yang ramah pejalan kaki. Elektrifikasi transportasi harus dikombinasikan dengan sumber energi rendah emisi. Hal lain yang perlu digalakkan adalah peningkatan penyerapan dan penyimpanan karbon berbasis alam.

Be the first to comment on "Gawat, Krisis Kesehatan Disebabkan Karena Krisis Iklim"

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*