Era Anies Baswedan Berkuasa, Pelayanan Kesehatan di DKI Makin Optimal

Martha Tiana hermawan, Ketua Rekan Indonesia DKI
Bagikan Artikel Ini

rekanindonesia.org. Jakarta. Selama lima tahun Anies Baswedan memimpin Pemprov DKI Jakarta, pelayanan kesehatan di ibu kota mengalami banyak perubahan yang menuju optimalisasi pelayanan. Mulai dari peningkatan fasilitas kesehatan, dimana RSUD di DKI banyak mengalami penambahan pelayanan dan juga kekhususan spesialisasi, sampai pada peningkatan layanan makan pasien yang variatif dan modern dengan tetap menjaga kualitas gizi masakan.

Selain itu jaminan kesehatan untuk warga DKI juga hampir 100% semua terjamin, dalam bentuk penyediaan Kartu Jakarta Sehat (KJS) Plus. Pada 2022, capaian KJS Plus pada Universal Health Coverage mencapai 98,54 persen dari target 100 persen, yang merupakan pelengkap program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Tidak hanya melayani pengobatan, tetapi juga promosi kesehatan dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang” kata Marta Tiana Hermawan, Ketua Rekan Indonesia DKI Jakarta melalui keterangan persnya yang diterima redaksi pagi ini (5/11).

JKN, kata dia, mampu menjangkau 1.357 orang dari masyarakat kurang mampu sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), serta 3.065 orang pengemudi Transjakarta dan JakLingko, dan 2.127 orang tokoh agama.

“Belum lagi Sejumlah kelompok masyarakat di Jakarta turut mendapatkan Jaminan Kesehatan Tambahan di luar JKN” ujar Tian, panggilan akrab Martha Tiana Hermawan.

Layanan pada jaminan kesehatan tambahan dalam bentuk Jaminan Kesehatan Jakarta (Jamkesjak) meliputi pemeriksaan Nucleic Acid Test (NAT) darah, yaitu tes uji saring virus Hepatitits B oleh Palang Merah Indonesia (PMI). Tersedia pula layanan pengobatan korban kekerasan, Ambulance Gawat Darurat (AGD), visum korban kekerasan perempuan dan anak, kesehatan pada Kejadian Luar Biasa (KLB), dan kesehatan pada kejadian bencana.

Tian juga menilai Anies Baswedan telah berhasil mereformasi pelayanan kesehatan di DKI Jakarta. Sehingga warga Jakarta bukan hanya semakin banyak yang terlayani namun juga dilayani dengan baik oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan di DKI.

“Komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam melakukan reformasi pelayanan kesehatan dan transformasi digital di seluruh unit kesehatan yang ada di Jakarta, meliputi rumah sakit, Puskesmas, laboratorium, dan Dinas Kesehatan patut diapresiasi,” kata Tian menambahkan.

Tian melanjutkan, peningkatkan layanan kesehatan warga melalui transformasi pelayanan RSUD di Jakarta dilakukan di berbagai aspek, seperti pengembangan layanan unggulan dan jejaring layanan rujukan pada 32 RSUD di DKI Jakarta; standarisasi hospitality (keramahtamahan dan penampilan diri); serta standarisasi logo, penjenamaan, seragam, dan sarana prasarana.

“Selain itu, pengembangan pelayanan unggulan dan jejaring layanan rujukan, seperti Layanan Ginjal dan Jantung Terpadu; Layanan Stroke Terpadu; Layanan Geriatri Terpadu; Layanan Kesehatan Ibu dan Anak/Tumbuh Kembang Anak; dan Layanan Klinik Gangguan Belajar.” ungkap Tian.

Komisi E dan Pj Gubernur DKI Jangan Asal Ngomong Soal Bangun RS Khusus Anak

Selanjutnya, penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta hadir memberi pesan kuat sekaligus ikhtiar besar untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi semua warga.

Dalam hal keluhan warga DKI Jakarta terhadap pelayanan kesehatan selama lima tahun Anies Baswedan berkuasa juga mengalami penurunan.

Tian mencatat, selama lima tahun terakhir hanya 1.301 keluhan yang dilaporkan ke Rekan Indonesia Provinsi DKI Jakarta.

Tian menuturkan, keluhan terbanyak terkait rujukan yaitu keluhan terhadap keluarga pasien yang diminta mencari sendiri RS rujukan oleh RS asal yaitu sejumlah 863 keluhan.

Bandingkan dengan era Gubernur Joko Widodo yang berkuasa selama dua tahun, dimana terdapat 3.421 keluhan. Keluhan terbanyak adalah soal ditolaknya oleh RS yaitu 1.672 keluhan.

Era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga nyaris sama. Dalam tiga tahun Ahok berkuasa di DKI Jakarta terdapat 5.231 keluhan yang dilaporkan ke Rekan Indonesia.

“Era Jokowi dan Era Ahok, terbanyak dikeluhkan adalah penolakan RS, antrean yang lama, dan pejabat Dinkes yang sulit dihubungi,” demikian Tian.

Be the first to comment on "Era Anies Baswedan Berkuasa, Pelayanan Kesehatan di DKI Makin Optimal"

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*