Rekanindonesia.org. JAKARTA. Bu Tia, kader Rekan Indonesia Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jaktim. Kamis malam (22/9) menerima aduan warga bahwa ada tetangganya yang harus segera dibawa ke RS karena sudah mengalami kepayahan akibat TB yang diidapnya.
Dalam kondisi baru saja pulih karena kecelakaan pada saat bermotor, bu Tia tetap melakukan pendampingan kepada warga.
“Masih sedikit nyeri di kaki, tapi warga ini harus segera dibawa ke RS kalau tidak bisa menular ke pada warga yang lain karena menderita TBC” cerita Tia kepada rekanindonesia.org.
Tia melanjutkan bahwa yang dia dampingi adalah warga bernama Masnen, warga rawa bunga yang tinggal di Cipinang Besar Utara (CBU) ini memang sedang menjalani pengobatan TB yang berkelanjutan. Masnen, seharusnya kembali kontrol ke RSUD Matraman pada 6 September 2022 untuk mendapat pengobatan dan obat yang dibutuhkan. Namun, karena tidak memiliki uang sama sekali, Masnen urung datang.
“Masnen baru datang ke RSUD Matraman pada 11 September untuk test darah dan pada 12 September untuk test dahak” ujar Tia
Tia melanjutkan Dari hasil test darah dan dahak, Masnen masih harus lanjut mengkonsumsi obat. Namun kondisinya kian hari kian menurun, dan pada saat dikunjungi ke rumahnya (22/9), Masnen sudah tergolek lemas dan sudah buang air di tempat dia tidur.
“Saya lalu berkoordinasi dengan Rekan Indonesia Kel. CBU agar Masnen bisa cepat dibawa ke IGD” lanjut Tia.
Pihak keluarga setuju dengan arahan Rekan Indonesia, namun terkendala dengan alat transportasi guna membawa Masnen ke IGD. Pihak keluarga juga tidak punya kendaraan dan uang untuk membawa Masnen ke IGD.
“Rekan Indonesia bertindak cepat dengan menghubungi Ambulans Gawat Darurat (AGD) DKI melalui aplikasi JAKI, dan mendapat respon dari petugas yang bernama Nurhayati.” Tia kembali bercerita.
AGD DKI sempat terlambat datang karena ke sasar, mengingat lokasi rumah Masnen yang memang susah ditelusuri melalu map digital. Setelah tiba di rumah Masnen, petugas AGD dengan cekatan memberikan bantuan kepada Masnen agar mudah dievakuasi menuju IGD.
Akhirnya Masnen dibawa ambulan ke IGD RS Pesahabatan.
“Sampai di IGD, sempat di tolak dengan alasan tidak memenuhi syarat kegawatdaruratan, kita adu argumen dengan kondisi lemas dan buang air di tempat tidur apa tidak darurat? akhirnya pihak RS mau mengerti” ungkap Tia.
Masnen akhirnya mendapat tindakan medis dan sampai saat ini masih di IGD RS Persahabatan.
Keren,semangat Bu Tia,jasa yg tak ternilai ,insaallah menjadi lillah
Barokah ya ibu Tia.