REKANINDONESIA.ORG. JAKARTA- Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan, dalam beberapa minggu terakhir pihaknya telah berkomunikasi, memantau dan mengunjungi beberapa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang ada di Jakarta.
Menurutnya, kondisi rumah sakit yang semakin hari semakin terkendali, karena tersedianya kapasitas tempat tidur isolasi di Instalasi Gawat Darurat hingga ICU (Intensive Care Unit) yang memadai.
“Izinkan saya memberikan update situasi pandemi COVID-19 di Jakarta. Di mana, angka kasus aktif Jakarta terus berkurang. Bila sebelumnya kita sempat mencapai angka lebih dari 113.000 kasus aktif pada tanggal 16 Juli 2021, maka per kemarin (25/7) kasus aktif kita sudah turun di angka 64.000,” kata Anies Baswedan, dilansir dari PPID Provinsi DKI Jakarta, Senin (26/7/2021).
Ia menjelaskan, sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada tanggal 3 Juli 2021 dan Pemberlakuan Pembatasaan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 pada 21 Juli 2021 hingga 3 Agustus 2021, situasi pandemi di Jakarta terus mengalami penurunan dan mulai keluar dari masa gawat darurat.
Menurutnya, hal tersebut dapat dilihat dari turunnya kasus aktif, tingkat kematian, positivity rate, hingga keterisian fasilitas kesehatan (faskes) di DKI Jakarta.
“Turunnya kasus aktif ini konsisten dengan tren penurunan di beberapa parameter lain, di antaranya positivity rate yang tadinya di kisaran 45% dan kini sudah di kisaran 25%. Juga, pemakaman protap COVID-19 yang sempat mencapai lebih dari 350 sehari, kini turun di bawah 200 per hari,” jelasnya.
“Saya juga terus berkeliling ke faskes kita, selain menerima laporan dan juga melakukan pemantauan lewat CCTV. Tadi pagi, saya juga baru berkunjung ke RSUD Budhi Asih dan RSKD Duren Sawit,” tambahnya.
“Situasinya sudah jauh berbeda dibanding ketika saya berkunjung sebulan lalu ke Duren Sawit. Saat itu, RS begitu penuh, bahkan selasar depan IGD pun dipenuhi oleh pasien yang antre masuk ke dalam IGD, kamar rawat inap dan ICU. Kini, selasar IGD itu sudah kosong, pasien dapat langsung masuk ke IGD. Situasi ini serupa di begitu banyak RSUD di Jakarta,” sambungnya.
Ia menegaskan, situasi pandemi di Jakarta sama sekali belum aman. Hal tersebut nampak dari jumlah kasus aktif yang masih tergolong tinggi di mana masih menyentuh angka 64.000 kasus aktif dengan positivity rate pada persentase 25 persen, meskipun diakui pula tekanan dan antrean di faskes sudah terurai.
“Artinya, aliran pasien baru yang datang ke fasilitas kesehatan kita sudah berkurang, tidak sebanyak beberapa minggu lalu. Harapannya, yang keluar dari fasilitas kesehatan semakin banyak, yang masuk semakin sedikit, maka beban di fasilitas kesehatan akan terus berkurang,” terangnya.
“Kita harus hati-hati memaknainya (penurunan situasi pandemi). Kasus aktif 64.000 itu masih dua kali lebih tinggi daripada puncak gelombang pertama lalu. Positivity rate 25% itu masih jauh di atas rekomendasi ideal WHO yaitu di bawah 5%. Dan walaupun antrean IGD sudah terurai, namun ICU masih padat, sambil tekanan perlahan berkurang,” ucapnya.
“Artinya, tren penurunan ini nyata terlihat, tapi situasi kita masih jauh dari ideal. Maka, penting sekali kita melanjutkan dan terus mendorong momentum perbaikan situasi ini. Urutannya adalah antrean IGD, lalu kamar rawat inap, dan ICU.Antrean IGD sudah terurai, semoga berikutnya diikuti dengan pelonggaran keterisian di kamar rawat inap dan ICU,” ujarnya.
Ia mengimbau, kepada seluruh warga Jakarta agar tidak kendor dalam mematuhi protokol kesehatan (prokes) dan mengurangi mobilitas seperti anjuran di dalam peraturan PPKM Level 4.
Ia juga meminta secara khusus kepada perusahaan agar tidak memperkerjakan para karyawannya dengan mengharuskan bekerja di kantor apabila pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dari rumah (Work From Home).
“Izinkan saya menyampaikan pada warga Jakarta sekalian. Jangan pesimis, nyatanya kita bisa bersama-sama mulai menurunkan tingkat kegawatan situasi. Tapi, juga jangan lengah, jangan kendor. Jangan sampai gelombang perbaikan yang mulai terasa ini lalu berhenti atau malah berbalik jadi naik kembali karena kita lengah dan kendor. Tetap jaga prokes kapanpun dan di manapun, serta terus kurangi mobilitas yang tidak perlu. Bagi perusahaan-perusahaan, jangan paksakan karyawan masuk bila itu merisikokan protokol kesehatan di kantor Anda. Jaga tanggung jawab ini,” tegasnya.
Ia mengimbau, agar warga segera melakukan vaksinasi, karena dengan vaksinasi terbukti berhasil menurunkan risiko keparahan dan kematian akibat COVID-19 secara signifikan.
Pemprov DKI Jakarta telah berkolaborasi dengan banyak pihak untuk melaksanakan vaksinasi bagi warganya serta pribadi-pribadi yang berkegiatan di Jakarta dengan berbagai kemudahan.
Pemprov DKI menyediakan fasilitas sentra vaksinasi di Kelurahan, mobil vaksin keliling dan lain sebagainya. Sehingga, target DKI Jakarta untuk memvaksin 8 juta orang dewasa pada akhir Agustus 2021 dapat terpenuhi.
“Data di Jakarta nyata, menunjukkan bahwa vaksinasi menurunkan risiko keparahan dan kematian akibat COVID-19 secara signifikan. Karena itulah, ikhtiar kita untuk ikut divaksin harus semakin kuat setelah melihat fakta di lapangan bahwa vaksin menurunkan risiko kematian secara signifikan,” pesannya.
“Jangan tunda lagi, bagi yang belum, segera dapatkan vaksin untuk Anda dan keluarga. Daftar lewat JAKI dan lindungi diri Anda, keluarga Anda, dan lingkungan sekitar Anda,” pungkasnya
Be the first to comment on "Penjelasan Gubernur DKI terkait Kondisi Terkini IGD Rumah Sakit di Jakarta"