REKANINDONESIA.ORG. JAKARTA- Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia dalam pendampingannya kepada warga yang sakit, tidak hanya sebatas memastikan hak pelayanan kesehatan dan hak jaminan kesehatan benar-benar dapat diakses oleh warga. Terkadang ketika ada warga yang sakit meninggal dunia, maka pendampingan pun berlanjut bilamana pihak keluarga mengalami kesulitan dari mulai biaya pengurusan jenazah sampai pada kesulitan mengakses mobil ambulan jenazah.

Seperti yang dialami oleh tim advokasi Rekan Indonesia Jaktim yang diceritakan oleh Ketua Kolektif Pimpinan Daerah (KPD Rekan Indonesia Jaktim, Sabarudin kepada rekanindonesia.org.

Sabarudin mengatakan, tanggal 10 Maret 2021 keluarga pasien, warga Cawang ini mengontak anggota Rekan Indonesia melaporkan kalau keluarganya ada sakit dan minta dibantu untuk dapat dibawa dan diobati di RS karena tidak paham prosedur yang harus dijalani di RS.

“Oleh kader Rekan Indonesia, Neni Mulyati, Ibu SA, 80 Thn (warga yang sakit tersebut) didampingi hingga dapat dilayani dan di rawat inap di RS Polri Kramat Jati” kata Sabarudin.

Warga yang sakit tersebut di diagnosa gangguan pada fungsi hati, dan sempat masuk ICU selama 2 malam, tepat di tanggal 12 Maret 2021, pukul 23:45 Wib, Ibu SA tersebut dinyatakan meninggal dunia. Untuk proses penyelesaian administrasi di RS tidak ada kendala karena Almarhumah SA adalah peserta BPJS PBI DKI Jakarta.

“Alhamdulillah, selama proses pengobatan dan rawat inap di ICU semua di cover oleh BPJS, dan pelayanan RS Polri Kramat Jati juga sangat optimal” ujar Sabarudin.

Sabarudin melanjutkan, kendala baru terjadi ketika jenazah Almarhumah sudah dibawa ke rumah duka.

“Keluarga Alamaruhumah kesulitan untuk mendapatkan akses gratis mobil ambulan jenazah untuk membawa jenazah almarhumah dimakamkan di Leuwiliang, Bogor. Kampung halamannya Almarhumah. Untuk menggunakan ambulan jenazah berbayar keluarga almarhumah tidak mampu karena biayanya cukup mahal” papar Sabarudin.

Tim Advokasi Rekan Indonesia Dan Tim Ambulan Jenazah Dompet Dhuafa

Tim Rekan Indonesia yang mendapat laporan keluarga almarhumah segera bergerak untuk dapat memenuhi kebutuhan ambulan jenazah gratis tersebut. Dan akhirnya dapat dipenuhi oleh Dompet Dhuafa Parung, Bogor. Sabarudin menambahkan.

Terkait kendala ambulan jenazah gratis untuk warga DKI yang dimakamkan keluar DKI memang menjadi kebutuhan mendesak warga DKI, dimana banyak warga DKI yang kesulitan untuk mengakses ambulan jenazah gratis untuk membawa keluarganya yang wafat ke kampung halaman.

Sabarudin mengatakan, ambulan jenazah yang disediakan pemerintah DKI saat ini belum bisa digunakan untuk membawa jenazah menuju pemakaman di luar DKI. Dan jika harus mengakses ambulan jenazah berbayar biayanya cukup besar.

“Banyak warga DKI yang kurang mampu mengalami kendala ini, pernah kejadian warga Condet, Jaktim akhirnya harus berhutang hanya untuk biaya ambulan jenazah” tutup Sabarudin.