Saatnya Membangun Preventif Dan Promotif Kesehatan Dengan Serius
REKANINDONESIA.ORG. JAKARTA-
Salam Sehat,
Pandemi Covid-19 yang begitu cepat mewabah ke semua negara telah mematikan hampir seluruh sendi dasar kehidupan berkebangsaan. Ekonomi porak poranda, sosial dan budaya tercecer berserakan disapu pandemi dari Wuhan yang sampai kini masih tak jelas kapan pergi dan akan menuju normal kembali.
Negeri kita pun tidak luput dari hantaman pandemi covid19, setahun sudah negeri ini diporakporandakan oleh wabah yang disebabkan oleh virus cov-2 ini. Setelah kasus Covid-19 pertama diumumkan pada Maret 2020, situasi pandemi di Indonesia terus memburuk. Jumlah kasus harian mengalami peningkatan dan Indonesia terus mencatatkan rekor-rekor baru terlepas dari upaya penanggulangan yang telah dilakukan oleh pemerintah mulai dari pembatasan sosial sampai pada pelaksanaan parsial lockdown dibeberapa wilayah di Indonesia.
Pada penghujung tahun 2020, di seluruh dunia korban positif COVID-19 telah menyentuh angka hampir 80 juta orang. Korban yang meninggal dunia sekitar 1,8 juta orang. Sementara di Indonesia, dinyatakan positif COVID-19 hampir menyentuh diangka 700.000 orang dan yang meninggal dunia lebih kurang 20.500 orang. Kita semua berduka.
Rekan Indonesia, menyampaikan duka cita yang mendalam bagi keluarga yang kehilangan anggota keluarganya akibat COVID-19. Rekan Indonesia juga menyampaikan penghormatan dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pahlawan kemanusiaan di rumah sakit, para dokter, perawat, pekerja kesehatan, dan para relawan kesehatan yang meninggal dunia dalam melaksanakan tugasnya.
Indonesia gagal dalam melakukan upaya penanggulangan cepat pada fase-fase awal pandemi. Pada saat berbagai negara telah menerapkan penutupan wilayah dan pembatasan sosial sejak awal pandemi, pemerintah Indonesia memilih untuk mengabaikan ancaman Covid-19.
Pemerintah Indonesia lebih mengutamakan langkah-langkah penyelamatan ekonomi. Selanjutnya, ketika banyak negara tengah bersiap secara hati-hati untuk kembali membuka diri dari fase lockdown, pemerintah Indonesia justru secara prematur membuka ekonomimelalui implementasi kenormalan baru.
Namun demikian, ekonomi Indonesia tetap terpukul keras. Sejalan dengan perkembangan ekonomi dunia, pandemi Covid-19 mengguncang keras ekonomi Indonesia. Sedikitnya 6,4 juta penduduk Indonesia telah kehilangan pekerjaan akibat Covid-19 sampai dengan Oktober 2020.
Hasil survei terbaru yang melibatkan 5.000 pencari kerja menemukan bahwa 35% pekerja dipecat dan 19% dirumahkan sementara akibat Covid-19. Indonesia tengah memasuki resesi. Sedikitnya terdapat 1,64 juta penduduk miskin baru akibat Covid-19 pada akhir Juli 2020, dan jumlah ini diprediksi akan mencapai 8,5 juta pada akhir 2020.
Peran komunitas sangat vital dalam penanggulangan kebencanaan termasuk pandemi Covid-19 bagi Indonesia dengan struktur masyarakat yang kolektif. Sampai saat ini, pemerintah Indonesia telah gagal dalam mengkomunikasikan risiko dan langkah pencegahan secara efektif. Yang muncul justru tidak konsistensinya pemerintah dalam menerapkan kebijakan baik di tingkat pusat ataupun daerah. Misalkan, terkait dengan lemahnya implementasi kebijakan pembatasan sosial berskala besar.
Pemerintah perlu secara aktif melibatkan masyarakat. Sistem komunitas dapat membantu pemerintah dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus dari masyarakat lokal dan kelompok kelompok rentan. Kelompok rentan seperti keluarga miskin atau masyarakat yang tinggal dipemukiman kumuh ibu kota, membutuhkan dukungan khusus yang tepat sasaran.
Kelompok-kelompok tersebut harus dijangkau secara efektif oleh program bantuan sosial dari pemerintah. Mereka adalah lapisan masyarakat yang tidak saja lebih rentan untuk tertular virus, namun juga cenderung untuk tidak mematuhi protokol kesehatan karena alasan ekonomi.
Sistem komunitas berperan penting untuk menjembatani antara kepentingan pemerintah dan kebutuhan kelompok rentan. Sistem komunitas dapat mempromosikan upaya penanggulangan Covid-19 yang dicanangkan oleh pemerintah, membantu proses distribusi bantuan sosial, serta menerapkan model pengawasan berbasis masyarakat untuk menekan risiko transmisi lokal. Integrasi antara sistem kesehatan masyarakat dengan penguatan partisipasi masyarakat dapat membantu kelompok rentan untuk melindungi kesehatan mereka. Misalkan saja, proses pendampingan keluarga miskin terkait pemenuhan kebutuhan pokok selama masa isolasi melalui program bantuan sosial dari lembaga swadaya masyarakat ataupun dukungan pemerintah, dan menjamin bahwa bantuan dapat dinikmati langsung oleh masyarakat miskin.
Pemerintah dapat mengadopsi model dukungan sosial berbasis masyarakat untuk mengidentifikasi dengan tepat kebutuhan khusus kelompok-kelompok rentan. Pemerintah dapat memanfaatkan sistem tersebut untuk proses penyaluran bantuan sosial sehingga menjadi lebih tepat sasaran. Jangka panjang, adopsi sistem tersebut dapat mendorong kohesi sosial, mengurangi fragmentasi sosial dan menguatkan jaringan sosial untuk mengerahkan masyarakat apabila terjadi bencana atau kondisi gawat darurat pada masa datang.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan masyarakat sangat bergantung kepada peranan pemerintah dan masyarakat. Keduanya harus mampu menciptakan kolaburasi. Tanpa melibatkan masyarakat, pemerintah tidak akan dapat mencapai hasil pembangunan secara optimal. Selain memerlukan keterlibatan masyarakat, pembangunan juga membutuhkan strategi yang tepat agar dapat lebih efisien dari segi pembiayaan dan efektif dari segi hasil.
Pemilihan strategi pembangunan ini penting karena akan menentukan dimana peran pemerintah dan dimana peran masyarakat, sehingga kedua pihak mampu berperan secara optimal atau berkolaburasi. Keterlibatan masyarakat luas, merupakan salah satu kunci yang sangat penting dalam keberhasilan pembangunan. Dengan keterlibatan masyarakat ke dalam proses pembangunan, maka pemerintah tidak lagi menerapkan sistem pembangunan yang Top Down namun akan menerapkan sistem Bottom Up dimana usulan yang berasal dari masyarakat akan menjadi masukan penting dalam upaya pembangunan daerah.
Terkait dengan itu, Rekan Indonesia dalam memperingati milad yang ke 9, akan mengadakan dialog publik yang mengangkat tema “Membangun Partisipasi Aktif Warga Dalam Preventif Dan Promotif Kesehatan” pada hai Sabtu, 27 Februari 2021 di Jakarta. Dialog publik ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada kader dan anggota Rekan Indonesia akan pentingnya pembangunan Preventif Dan Promotif Kesehatan.
Dialog Publik ini akan menghadirkan narasumber : Brigjend (purn) dr. Alexander Ginting S, Sp.P, Mars ( satgas covid kemenkes, dan ahli pandemologi), dr. Slamet budiarto, SH, MH.kes (waketum PB IDI), Dr. Widyastuti, MKM (kadinkes prov.DKI Jakarta), dan Agung Nugroho (ketua nasional Rekan Indonesia).
Selain Dialog Publik, Rekan Indonesia juga akan menyerahkan Rekan Indonesia Award kepada RS paling baik pelayanan kesehatannya, BUMN/BUMD paling peduli covid19, media massa online paling peduli isu kesehatan, dan kader terbaik Rekan Indonesia 2020.
Jakarta, 25 Februari 2021
KPN Rekan Indonesia
Adjie Rimbawan
Sekretaris Nasional
Be the first to comment on "Siaran Pers KPN Rekan Indonesia Terkait Pembangunan Preventif Dan Promotif Kesehatan"