Pemerintah melaporkan kasus positif virus corona (Covid-19) bertambah 7.582 pada Sabtu (2/1/2021). Dengan tambahan hari ini, total kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 758.473. Terjadi penambahan pasien positif sejumlah 7.203 orang dalam kurun waktu 24 jam. Jumlah kasus positif hari ini merupakan hasil pengetesan terhadap 33.530 spesimen. Sebanyak 33.530 spesimen dites menggunakan metode real time polymerase chain reaction (RT-PCR) dan menggunakan metode tes cepat molekuler (TCM).
Tercatat, hingga saat ini angka kesembuhan telah mencapai 617.936 orang. Sementara untuk korban meninggal terkonfirmasi positif virus corona adalah sebesar 22.329 orang.
Lonjakan tinggi angka positif ini menyebabkan ruang rawat inap pasien covid mendekati penuh, Secara kumulatif, tingkat okupansi rumah sakit sudah berada di kisaran angka 64,1 persen. Rata-rata itu, melebihi ambang batas aman yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia alias World Health Organization (WHO), yakni 60 persen.
Pemerintah diminta lekas menyiapkan protokol seleksi penerimaan pasien Covid-19 yang akan dirawat di ruang ICU. Dengan begitu, jika pasien sudah mulai tak bisa tertampung, tak ada yang berebutan.
Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Erlina Burhan mengatakan, pihak rumah sakit terpaksa banyak menolak pasien karena ketersediaan ruang ICU sudah penuh.
“Saya dari Rumah Sakit Persahabatan itu merujukkan Covid-19, kami saat ini mulai banyak menolak pasien,” kata Erlina seperti dikutip Kompas.com dari tayangan tvOne pada Sabtu (2/1/2021).
“Terutama yang memerlukan perawatan ICU, karena ICU kami terlalu penuh 100 persen tingkat huniannya,” kata dia.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga menyebut keterpakaian rumah sakit di DKI Jakarta untuk pasien Covid-19 terus meningkat. Menurut Riza, hingga 1 Januari 2021 peningkatan itu sudah mencapai 80-85 persen.
“Jadi kalau rumah sakit memang ada peningkatan ya terkait keterpakaian atau sisanya semakin berkurang,” ucap Riza dalam tayangan yang sama.
“Datanya ini per 1 Januari terdapat 7.447 tempat tidur isolasi dan 964 tempat tidur ICU, dan keterpakaian nya itu untuk isolasi itu 85 persen atau 6.303 sementara ICU 80% atau 771 pasien, jadi masih mencukupi,” tuturnya.
Sementara menurut data dinas kesehatan Provinsi Jawa Timur, tercatat sejak tanggal 2 Januari hingga Minggu (3/1/2021) siang, ada 8.021 orang warga Sidoarjo yang terpapar COVID-19 yang 7.421 di antaranya telah sembuh dan 600 orang hingga kini masih dalam perawatan medis di sejumlah rumah sakit rujukan COVID di Sidoarjo.
Kondisi ini membuat RSUD Sidoarjo terpaksa menutup pelayanan IGD-nya. Pihak RSUD Sidoarjo belum bisa memastikan sampai kapan IGD akan ditutup, karena masih menunggu perkembangan kondisi pasien COVID-19 yang dirawat. Hingga Minggu (3/1/2021) siang tercatat, ada 16 pasien covid bergejala yang masih dirawat di IGD RSUD Sidoarjo.
Penutupan rumah sakit berplat merah di Sidoarjo itu dibenarkan oleh Pj Bupati Hudiyono, pihaknya pun belum bisa memastikan sampai kapan akan ditutup.
“Rumah sakit ini memang benar menolak pasien, karena IGD sudah penuh pasien COVID-19,” katanya usai meninjau ruangan IGD dan ruang COVID-19 didampingi Direktur RSUD Sidoarjo.
Belasan tempat tidur yang berada di ruang instalasi gawat darurat, IGD RSUD Sidoarjo kini sudah terisi penuh pasien COVID-19, baik dari Sidoarjo maupun luar Kota Sidoarjo sehingga membuat pihak rumah sakit terpaksa menolak pasien.
Dari Palembang, Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang mulai kewalahan tangani jumlah pasien yang membeludak. Dari kapasitas kamar yang mencapai 137 tempat tidur, ternyata sudah terisi 110 tempat tidur. Pihak RSMH Palembang mengkhawatirkan tak mampu menangani pasien yang terus berdatangan.
Di Sorong, Papua Barat ruangan untuk merawat pasien positif Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sele be Solu penuh. Selain RSUD Sele be Solu, ruangan untuk perawatan pasien terkonfirmasi di Rumah Sakit Rujukan Covid-19 kampung baru juga sudah hampir penuh dan sedang diperluas agar bisa menampung pasien yang terus meningkat.
Gedung Diklat kampung Salak tempat karantina pasien terkonfirmasi Covid-19 daya tampungnya 70 orang sedangkan pasien yang ada saat ini berjumlah 64 orang sangat terbatas untuk menampung pasien baru yang terus meningkat.
Situasi di atas menunjukan bahwa situasi Indonesia saat ini sedang dalam kondisi darurat ruang islolasi dan ruang ICU. Tantangan saat ini dalam konteks layanan kesehatan adalah kenaikan kasus, sarana-prasarana, peralatan, logistik dan kenaikan kasus tenaga kesehatan, sehingga tertundanya pelayanan kesehatan.
Terkait tantangan kenaikan kasus positif covid 19, Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia fokus menyorotinya. Menurut Sekretaris Nasional Rekan Indonesia, Adjie Rimbawan menyebutkan bahwa kenaikan angka positif covid 19 per 2 Januari 2020 lebih disebabkan oleh berkurangnya kewaspadaan warga terhadap penularan covid19. Pasca diberlakukannya “new normal” yang didengungkan oleh pemerintah pusat dengan segala gegap gempitanya hanya menghasilkan situasi yang blunder.
“Dengan kampanye new normal, warga menganggap covid19 tidak lagi berbahaya. Warga mulai kendor kewaspadaanya. Apalagi aktifitas kembali bebas dan protokoler kesehatan dengan penerapan 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak, Dan Mencuci Tangan) hanya sebatas slogan tanpa dilakukan secara sungguh-sungguh” ujar Adjie, panggilan akrabnya.
Adjie menambahkan, berkurangnya kewaspadaan warga terhadap covid19 makin diperkuat dengan tidak adanya keteladanan dari tokoh dan elite bangsa ini. Warga seolah-olah dipertontonkan melalui aktifitas tokoh dan elite bangsa yang aktifitasnya seakan-akan menganggap remeh covid19.
“Mulai dari kunjungan kerja, reses, kunjungan keluar negeri, dan lain sebagainya makin menjauhkan warga dari keteladanan. Sehingga warga beranggapan yang di atas saja boleh beraktifitas bebas tanpa memperhatikan prokes, moso kita yang dibawah nggak boleh. Fakta bahwa banyak tokoh dan elite bangsa yang akhirnya positif covid19 malah dianggap angin lalu oleh warga” imbuh Adjie.
Adjie berharap pemerintah pusat benar-benar bersunguh-sungguh dalam penanganan covid19 ini. Kondisi penuhnya ruang isolasi dan ICU untuk pasien positif covid19 adalah kondisi darurat yang harus segera disikapi dan diatasi oleh pemerintah. Salah satu cara untuk dapat menekan angka positif covid19 sekarang ini adalah dengan kebijakan yang ketat, pasti dan terukur, bukan lagi menerapkan kebijakan yang longgar dan menganggap remeh naiknya angka positif covid19.
“Sudah saatnya pemerintah pusat menerapkan UU Kekarantinaan Kesehatan dengan melakukan karatina wilayah guna menekan mobilitas warga yang menyebabkan terjadinya kerumunan baik di lingkungan rumah dan lingkungan kerja warga.’ tegas Adjie
“Sudah saatnya juga pemerintah pusat benar-benar menyatakan covid19 adalah musuh bersama bangsa ini, sehingga warga bisa digerkan untuk berperang sungguhan dengan covid19. Melawan virus sama dengan melawan musuh. Jika tidak maka kesehatan Indonesia akan ambruk” tambah Adjie.
Terakhir, Adjie menyampaikan pesan kepada kader dan anggota Rekan Indonesia, untuk bisa menjadi contoh ditengah lingkungan tempat tinggalnya dengan menerapkan protokol kesehatan dengan sungguh-sungguh. Adjie juga menyerukan kepada seluruh struktur Rekan Indonesia agar terus melakukan kampanye protokol kesehatan di lingkungan tempat tinggalnya.
“Ingatkan terus warga sekitar kita bahwa situasi saat ini Indonesia darurat ruang Isolasi dan ICU sehingga jika kita terpapar dan positif Covid19 akan susah mendapatkan ruang Isolasi dan ICU di RS. Ingatkan juga terus warga dilingkungan tempat tinggal kita agar terus menjalankan protokol kesehatan dengan tetap menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.” seru Adjie.
Be the first to comment on "Angka Covid19 Terus Meningkat, Indonesia Darurat Ruang ICU"