rekanindonesia.org. Cianjur. Gempa bumi di Kabupaten Cianjur mengakibatkan 56.311 rumah rusak. Akibatnya, sebanyak 45.976 orang terpaksa tinggal di tenda-tenda pengungsian. Hingga kemarin, terdapat 207 titik lokasi pengungsian. Baik terpusat maupun mandiri.
Hingga hari keenam pascagempa, kehidupan pengungsi makin memprihatinkan. Khususnya yang tinggal di tenda yang dibangun secara mandiri menggunakan terpal.
Setiap hujan turun, para pengungsi harus sibuk memindahkan barang-barang agar tidak basah. Beberapa tenda juga terlihat bocor. Air hujan pun masuk membasahi alas tenda.
Bahkan warga terdampak gempa Cianjur, Jawa Barat, mengolah sayuran busuk untuk memenuhi kebutuhan makan di tenda pengungsian.
rekanindonesia.org mendapati pemandangan itu saat menyambangi tenda pengungsian di Kampung Warung Batu RT 001 RW 010, Desa Mekarsari, Kecamatan Cianjur, Sabtu (26/11/2022). Sejumlah ibu rumah tangga terlihat tengah membersihkan wortel busuk untuk dimanfaatkan sebagai bahan masakan.
Warga mengaku telah mendapatkan bantuan logistik, namun terbatas karena jumlah pengungsi di tenda darurat mencapai 200 orang.
“Kami terpaksa memanfaatkan yang ada saja, karena keadaanya masih panjang” ujar salah seorang pengungsi yang tak mau disebutkan namanya.
“Lapor ke RT, ke desa, terus ke kecamatan, prosesnya lama. Sudah dikasih, cuma sedikit,” sahut pengungsi lain.
Selain kekurangan stok makanan, warga pengungsi juga berharap bisa mendapatkan pasokan obat-obatan, selimut, dan tenda.
“Pengungsi sudah mulai mengeluhkan sakit, terlebih anak-anak, batuk-batuk, demam,“ ujarnya.
Sementara kondisi pengungsian di Nagrak juga sama mengkhawatirkan, sejumlah pengungsi bencana gempa di Kampung Nagrak, Desa Nagrak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggunakan air selokan yang ada di pinggir jalan untuk aktivitas atau kebutuhan di tenda pengungsian.
Seorang pengungsi di lokasi, Yusuf (38 tahun) mengatakan dirinya menggunakan air selokan itu sejak mengungsi akibat gempa. Adapun warga di tenda pengungsian itu membendung air selokan menggunakan material dari reruntuhan rumah.
“Iya, kebutuhan air warga di selokan saja, dimanfaatkan aja gitu,” kata Yusuf saat ditemui di lokasi, Sabtu (26/11/2022).
Menurutnya kegiatan pengungsi yang memanfaatkan air selokan itu, mulai dari mencuci piring, cuci muka, hingga kebutuhan mencuci barang-barang lainnya. Bahkan, kata dia, ada pengungsi yang memanfaatkan air selokan itu untuk berwudhu. Pasalnya, dia menilai air di selokan itu masih cukup bersih untuk digunakan.
“Sepertinya ini air juga bersih karena ada pipa PDAM yang bocor karena rusak, kan di atas ini sumber air PDAM di daerah Cirumput, tapi kalau mandi kita di SMP Negeri 5 Cianjur,” kata dia.
Adapun tenda pengungsian yang dihuni oleh Yusuf terbuat dari terpal seadanya. Di tenda tersebut, dia mengatakan ada sebanyak 20 kepala keluarga yang mengungsi karena rumahnya rusak.
Baca Juga : Rekan Indonesia Galang Donasi untuk Korban Bencana Gempa Cianjur
Rekan Indonesia Galang Donasi untuk Korban Bencana Gempa Cianjur
BNPB Catat Ada 650 Ibu Hamil Mengungsi Karena Gempa Cianjur
Di kampung Cibeleng Hilir para pengungsi masih kekurangan tenda.
Fadil, 43 Tahun warga warga Kampung Cibeleng Hilir mengungkapkan, di kampungnya ada 150 rumah rusak. Sekitar 95 persen rusak berat dan tidak dapat ditempati kembali. Karena itu, warga, termasuk dirinya, harus mengungsi ke tenda-tenda yang dibangun di sekitar Kampung Cibeleng Hilir.
’’Jumlah tenda yang didirikan pemerintah masih kurang, tidak sebanding dengan jumlah pengungsi,’’ keluhnya kemarin (26/11).
Fadil dan beberapa warga berinisiatif membangun tenda secara mandiri menggunakan terpal.
’’Masalahnya sekarang sering turun hujan. Tentu ini sangat mengganggu, terutama yang terpalnya bocor,’’ lanjutnya. Sebagian tenda didirikan di area persawahan. Saat hujan turun deras, air bahkan keluar merembes dari dalam tanah.
’’Apalagi kemarin Jumat itu kan banjir. Airnya ya pada masuk ke tenda-tenda hingga akhirnya kita buat parit sementara,’’ terangnya.
Hujan yang sering terjadi belakangan ini membuat para pengungsi merasa kedinginan. Terutama anak kecil. Bahkan, lanjut Fadil, saat ini sebagian anak mengalami demam.
’’Anak-anak itu yang sangat kasihan, biasa tinggal di rumah yang leluasa bisa main ke sana-sini dan sekarang harus di tenda. Mana umpek-umpekan, hujan lagi,’’ ungkapnya.
Be the first to comment on "Kondisi Terkini Pengungsi Korban Gempa Cianjur, Makan Sayuran Busuk Dan Gunakan Air Selokan"