rekanindonesia.org. Jakarta. Wali Kota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko mengungkapkan, satu keluarga yang tewas di Kalideres diduga karena kelaparan itu sangat tertutup. Bahkan diduga antisosial.
Hal ini lantaran keluarga tersebut tidak berinteraksi sosial dengan warga sekitar kediaman mereka di Citra Garden 1 Extension RT 07 RW 15 Blok AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat.
“Saya dapat dari lingkungan sekitar, RT RW bahwa memang keluarga ini tertutup, tidak berinteraksi,” ujar Yani usai menyambangi rumah satu keluarga tewas tersebut..
“Boleh dikatakan dugaannya ini dia antisosial. Padahal interaksi sosial itu penting,” tegasnya.
Statemen wali kota Jakarta Barat yang banyak dilansir oleh media ini, menunjukan bahwa wali kota Jakarta Barat tidak memiliki kepekaan sosial, dan secara etika kemanusiaan sangat tidak tepat.
BACA JUGA :
Rekan Indonesia Jatim Dukung Upaya Walikota, Surabaya Bebas Stunting
Hal ini disampaikan oleh ketua Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia DKI Jakarta, Martha Tiana Hermawan kepada rekanindonesia.org pagi ini (13/11). Hendra menilai statemen wali kota yang menuduh korban kematian satu keluarga di Kalideres sebagai warga yang antisosial , sangat tidak etis.
“Seharusnya sebagai pamong, wali kota Jakbar tidak tergesa-gesa menuduh orang yang meninggal dengan tuduhan negatif. Secara etika sebagai seorang pejabat itu tidak etis, orang sudah meninggal kok dituduh negatif” ujar Tian.
Menurut Tian, wali kota Jakarta Barat sebelum mengeluarkan statemen harus memiliki data lengkap dari hasil mitagis dan investigasi masalah, tidak menuduh. Dengan mitigasi dan investigasi lengkap, maka wali kota bisa menjelaskan secara lengkap apa penyebab kematian satu keluarga di kalideres itu.
“Tuduhan keluarga yang meninggal sebagai warga antisosial jelas tidak menjawab apa penyebab kematian satu keluarga tersebut” tegas Tian.
Apalagi, Tian melanjutkan. Dalam ilmu sosial yang menerangkan tentang antisosial memiliki banyak sebab, tidak hanya karena faktor personal tapi bisa juga disebabkan oleh faktor lingkungan.
“Secara garis besar, interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang menyangkut antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, ataupun individu dengan kelompok.” papar Tian.
Dalam proses interaksi sosial, karena dia merupakan hubungan sosial tentu terkadang mengalami kendala, dan kendala yang dialami tersebut bisa merubah interaksi sosial menjadi disosiatif bukan antisosial, Tian menjelaskan.
“Proses ini merupakan keadaan yang dihasilkan karena adanya pertentangan antar anggota masyarakat. Proses sosial disosiatif juga disebut proses sosial disintegratif atau disjungtif” tambah Tian.
Banyak bentuk dari disosiatif seperti, Persaingan, Kontravensi, dan Konflik.
“Kalau hanya asal sebut karena antisosial, ya itu alasan klise untuk menutupi wali kota Jakbar tidak memiliki pengetahuan dan wawasan soal apa itu interaksi sosial” tutup Tian.
Be the first to comment on "Interaksi Sosial Alasan Klise Wali Kota Jakbar Pada Kasus Kematian Keluarga Di Kalideres"