REKANINDONESIA.ORG. JAKARTA- Salah satu barang yang menjadi semakin langka semasa pandemi ini adalah tabung oksigen. Banyak rumah sakit yang kehabisan ketersediaan tabung oksigen dan akhirnya tidak mampu berbuat banyak kepada pasien positif Covid-19 yang membutuhkan.
Berkaitan dengan masalah tersebut, sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa ada cara baru untuk membantu pernapasan terutama bagi mereka yang mengalami gangguan pernapasan akibat Covid-19, yakni dengan teknik proning.
Apakah teknik proning itu? Memangnya benar ampuh untuk membantu pernapasan pasien Covid-19? Sebelum mengetahui definisi teknik proning, kita wajib tahu bahwa penderita Covid-19 sangat umum mengalami penurunan saturasi oksigen (kandungan oksigen dalam darah).
Hal ini karena alveolus (kantong udara dalam paru-paru) terinfeksi oleh virus Corona sehingga proses pertukaran udara dalam paru-paru terganggu dan orang tersebut pun bisa sesak napas.
Saturasi oksigen dapat diukur melalui alat bernama oksimetri dan orang yang terpapar virus Corona biasanya memiliki saturasi berkisar 90–94%. Angka tersebut pastinya berada di bawah nilai normal jumlah oksigen dalam darah, yakni harus berada di antara 95–100%.
Kenapa perlu memerhatikan kadar oksigen dalam tubuh? Sebab, zat tersebut sendiri memiliki peranan penting untuk mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak ataupun mendukung sistem kekebalan tubuh.
Yang dimaksud proning itu sendiri adalah posisi tengkurap/telungkup ya, Ma. Nah, akhir-akhir ini banyak penelitian dan dokter yang menyatakan bahwa posisi telungkup ternyata bisa membantu pernapasan orang positif Covid-19 saat tak bisa membeli tabung oksigen.
Perihal cara kerjanya, teknik proning ini dapat mencegah cairan peradangan yang muncul akibat kehadiran virus tidak berkumpul di bagian belakang paru-paru.
Kenapa memangnya? Soalnya, terdapat lebih banyak jaringan paru di bagian belakang tubuh sehingga jika cairan tersebut menumpuk di sana, kinerja paru-paru pastinya akan semakin terganggu.
Jadi singkatnya, teknik proning mampu membantu meningkatkan ventilasi dan fungsi dair paru-paru.
Mengenai efektivitas posisi telungkup bagi pernapasan penderita Covid-19, sejumlah studi dan penelitian telah menunjukkan keutamaannya, salah satunya adalah studi dalam Jurnal Pulmonology.
Dalam studi tersebut, 114 pasien diikutsertakan dalam sebuah penelitian. Mereka dibagi menjadi dua kelompok di mana 76 orang pertama sengaja ditangani dengan prosedur standar sedangkan sisanya dianjurkan untuk melakukan teknik proning.
Hasilnya menunjukkan bahwa memang ada pengaruh posisi telungkup terhadap pernapasan dan lama perawatan intensif pasien di rumah sakit.
Studi lain dari Annals of Intensive Care membuktikan bahwa proning sendiri bermanfaat untuk meningkatkan oksigenasi (proses menghirup udara luar untuk mendapatkan oksigen) pada penderita Covid-19.
Lantas, bagaimana cara melaksanakan teknik proning terutama saat isolasi mandiri (isoman) di rumah?
- Pertama-tama, berbaringlah dalam posisi telungkup.
- Kemudian, ubah posisi menjadi miring ke kanan.
- Selanjutnya, ambil posisi duduk dengan menyandarkan tubuh pada tumpukan bantal (kurang lebih 30–60 derajat).
- Setelah itu, berbaring lagi dengan tubuh miring ke kiri.
- Terakhir, kembali ke posisi telungkup seperti semula.
Teknik ini juga dapat dilakukan sebanyak tiga kali sehari untuk membantu proses oksigenasi selama isoman.
Penting untuk diketahui, tidak semua orang yang dikonfirmasi positif Covid-19 perlu melakukan teknik proning, Teknik ini boleh dilakukan apabila mengalami sesak napas saat kebetulan tidak memiliki bantuan pernapasan atau sembari menunggu datangnya bantuan medis. Jadi, proning hanya merupakan bantuan sementara, bukan alternatif penanganan.
Itulah sejumlah informasi mengenai teknik proning yang ternyata memiliki keutamaan dalam membantu proses pernapasan bagi pasien Covid-19.
Be the first to comment on "Teknik Proning Bagi Pasien Covid-19, Benarkah Bisa Bantu Pernapasan?"