Gawat, Ada 565 Warga Terpapar Covid-19 Masih Isolasi Mandiri Di Rumah.

Data Laporan Warga Terpapar Covid 19
Data Laporan Warga Terpapar Covid 19
Bagikan Artikel Ini

REKANINDONESIA.ORG. JAKARTA- Pandemi COVID-19 masih belum reda. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir warga terpapar COVID-19 di Jakarta masih menunjukkan tren meningkat. Untuk itu Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia mengajak warga untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes) pencegahan penyebaran COVID-19.

Dalam periode 18 Juni sampai 19 Juni 2021 secara kumulatif kami menerima 1.777 laporan warga terpapar dan diduga COVID-19 dengan jumlah terbanyak mencapai 505 laporan berasal dari DKI Jakarta

Mayoritas warga atau mencapai 565 orang dari aduan yang diterima Rekan Indonesia dan memerlukan pendampingan dengan kondisi sakit masih berada di rumah atau isloasi mandiri, 153 warga di IGD dan butuh rujukan isolasi terpadu, 118 warga memerlukan ruang isolasi khusus, 213 warga terkait Ambulans Gawat Darurat (AGD) dan 128 warga butuh informasi mengenai isolasi mandiri di rumah.

Menurut Adjie, kebijakan isolasi mandiri di rumah bagi pasien Covid-19 disebut tidak efektif dalam membendung penyebaran virus corona, bahkan berkontribusi besar dalam menciptakan klaster keluarga.

“Ini situasi yang gawat, karena banyaknya warga yang terpaksa melakukan isolasi mandiri di rumah. Jika tidak terkontrol kedisiplinannya maka bukan tidak mungkin akan memaparkan anggota keluarga yang lain dalam satu rumah” ungkap Adjie Rimbawan, Sekretaris Nasional Rekan Indonesia dalam siaran persnya hari ini (28/6).

Sejumlah pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di berbagai daerah menceritakan, bagaimana mereka dapat keluar kamar bahkan keluar rumah dengan leluasa. Mereka juga ada yang mengklaim tak mendapat pengawasan serta kontak tracing (penelusuran kontak) dari petugas.

“Sampai sekarang kebijakan isolasi mandiri di rumah masih diterapkan. Meski, pemerintah lebih mendorong para pasien tanpa gejala hingga bergejala ringan untuk menjalani isolasi di fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.” ujar Adjie.

Kementerian Kesehatan sebenarnya telah mengeluarkan surat edaran protokol isolasi diri sendiri dalam penanganan Covid-19. Namun protokol itu disebut “kurang tersampaikan” kepada masyarakat.

Dalam protokol tersebut, poin di antaranya adalah pasien jangan pergi bekerja dan ke ruang publik, gunakan kamar terpisah, lakukan pengukuran suhu harian, dan terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit memburuk.

Menurut Adjie, warga yang melakukan isolasi mandiri di rumah seharusnyadipantau oleh puskesmas setempat melalui HP, kemudian diingatkan minum vitamin apa. Lalu mengenai tracing, setelah dapat informasi dari pasien, puskesmas langsung dilakukan tes kontak erat seperti keluarga di rumah.

“Isolasi mandiri di rumah boleh, kita lihat apakah warga punya kamar isolasi sendiri, kamar mandi sendiri, jika tidak maka diupayakan isolasi di pusat-pusat isolasi terkendali” jelas Adjie.

Adjie menambahkan, bahwa Isolasi di rumah hanya boleh dilakukan jika memenuhi syarat ketat yaitu rumah layak, keluarga dan lingkungan rumah mendukung isolasi. Tapi sekarang gagal karena syarat itu tidak dipenuhi. Untuk itu, sebaiknya isolasi dilakukan di fasilitas kesehatan atau ruang isolasi terpadu.

Terkait upaya Rekan Indonesia untuk mengatasi masalah yang muncul dari isolasi mandiri. Adjie berharap pemerintah pusat dapat membantu pemerintah daerah dengan menambah ruang isolasi terkendali secara luas sehingga warga yang isolasi mandiri bisa di isolasi terpadu dan biasa dikontrol ketat oleh tenaga kesehatan.

“Untuk menindaklanjuti warga yang masih isolasi mandiri dirumahnya yang tidak layak, kami terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan rumah sakit-rumah sakit agar dalam kondisi melonjaknya warga terpapar COVID-19 layanan kesehatan bagi warga bisa tetap optimal. Keselamatan warga harus kita prioritaskan,” terangnya.

Be the first to comment on "Gawat, Ada 565 Warga Terpapar Covid-19 Masih Isolasi Mandiri Di Rumah."

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*